@diarisobekk

makasih udah mampir di blog saya... seperti mampir di hati saya ... :))

Sabtu, 09 Juli 2011

buat seseorang

baunya, bayangnya, rasanya, ciptanya, janjinya dan kesetiaannya ternyata hanya bualan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Dan akibatnya. Hampa yang memenangi keadaan ini. tanpa kasih, sayang apalagi cinta… aku hanya seorang manusia yang diselimuti kabut berbau busuk yang membawa segala petir kenangan yang tak berhenti-henti menyambar. Sungguh menyakitkan. Aku patah hati”

Siang yang tanpa panas dan dingin. Semuanya terasa hambar tanpa sentuhan sedikitpun rasa . sudah aku bilang…hambar. Aku coba untuk pergi entah kemana kaki dan pikiran ku pergi. Aku coba untuk membiarkan kakiku berpikir sendiri tanpa aku roh-ku yang memerintahkannya. Pergi menjauh dari kehampaan yang semakin ku jauhi semakin mendekat, menusuk tanpa pamrih dan tanpa ampun. Semakin jauh semakin melekat bagai kawat si-Hampa ini. mengesalkan hati.

Tapi ada yang lain disiang ini. Aku pergi ketempat yang tak seharusnya aku pergi. Tanpa sadar aku sudah ke taman di sekitar komplek rumah yang paling aku hindari. Akupun tak pernah tau kenapa aku kesini. Yang pastinya tempat ini adalah tempat terkutuk bagiku, tempat dimana aku ditinggal oleh kekasihku yang lebih memilih wanita lain . ya sudahlah , aku bukan orang yang suka untuk mengenang peristiwa kemaren. Hanya akan membawa luka yang takkan pernah berenti sakitnya. 

Ditempat duduk dibawah pohon kertas yang rindang itu masih terbayang-bayang olehku kejadiaan itu. huff… aku hanya bisa menghela nafas. Menyesali kenapa pikirnku menyusun rencana yang tak pernah kuketahui sendiri dan kakiku menjadi perantaranya. Aku malah berjalan maju ketempat duduk yang pernah menjadi favorit ku kemaren. Aku duduk dibatu kasar itu. kupegang…kuresapi…kuusapi…hanya sekedar untuk mengenang hatiku yang masih terluka…aku menghela nafas lagi…huff….

Inikah rasanya patah hati??? Jujur, aku tak pernah menyadarinya. Bahkan aku tak pernah membayangkannya. Aku juga tak pernah ingin tau ini adalah resiko bila kita mencintai orang. rasanya hanya sia-sia yang tak ada habisnya. Menyesal aku membiarkan kakiku. 

Hanya duduk dan menghela nafas. Sesekali aku palingkan wajahku sekeliling yang kosong. Hanya penuh dengan pohon, bunga, batu dan hampa. Aku sendiri di tempat yang sangat luas ini. ini rasanya kesepian… benar kata orang. sepi itu bisa membunuh hati. Lagi-lagi aku kalah dengan si-Hampa. Ia benar-benar telah merusak moralku hari ini. akhirnya aku memilih menjerit sejerit-jeritnya tapi didalam hati. Sungguh tak kuasa untuk memilih mengeluarkannya keluar dengan leluasa. Aku tak sampai hati bila ada satu atau beberapa orang mendengarkan rintihan dan jeritan kesunyian hatiku yang telah lama ku simpan . tak akan pernah aku memberitahu orang lain bagaimana rasanya aku. Sakitnya tak pernah terkatakan.

Setelah 10 menit aku merenggangkan mukaku yang telah kusut oleh perasaan. Wajahku sudah seperti orang yang baru habis melahirkan. Sangat kelihatan lelahnya. Masih duduk dibatu kasar ini, aku mencoba merenung sejenak. Mencoba mengingat kenangan manis yang pernah aku cipta dulunya. Tentunya sewaktu aku masih bersama dia. Orang yang telah membuat aku mati rasa sekarang. Ia pernah berkata ini dan itu. segalanya sungguh membuai aku. Mengantarkan aku ketempat yang tak pernah aku temui didunia. Kata-katanya adalah ramuan paling mujarab yang pernah aku temui. Dan itu takkan terulang lagi.

Bertemu dengannya adalah hal yang terindah dari indah-indah yang pernah ada didunia. Selalu saja tak pernah terbayangkan. Dan tak pernah tebayangkan juga ia akan pergi meninggalkan aku. Entah malang, entah sial. Yang aku tahu, itu hanyalah sebuah bentuk dari takdir. Takdir terindah dan terburuk yang pernah aku temui. Akhirnya pun aku terus mengingat-ingat kenangan manis yang lama-lama berubah menjadi pahit. Aku pun menjerit lagi. Tak seharusnya aku mengingat ini. tak seharusnya aku kembali kesini. 

10 menit selanjutnya aku berpikir lagi kenapa aku kesini. Apakah karena pikiranku hanya ingin aku membuang semuanya…sehingga ia membiarkan aku yang kosong untuk kesini. Untuk mengakhiri kebohongan yang selama ini ia ciptakan. Pikiranku membuat hatiku untuk lega sendirinya dengan mengingatnya sekarang berarti aku telah membuangnya. Membuang kenangan yang telah aku rintih tadinya. Membuang segala kebodohan yang telah aku perbuat selama ini. dan ku lihat sekelilingku lagi. 

aku mendapatkan seekor kupu-kupu yang terbang . tapi anehnya ia malah ketempatku. Terbang kehadapan mukaku seolah-olah berkata bahwa aku tidak boleh larut disini saja. Masih banyak batu-batu lain di taman ini. yang lebih halus dan lebih nyaman bila diduduki dengan berbagai macam bunga disekelilingnya. Kupu-kupu itu pergi. 

Sontak akupun langsung beranjak dari tempat dudukku yang kasar tadi. Akupun menyadari betapa aku bodoh untuk meratapi yang telah pergi itu. masih banyak yang lebih baik darinya. Lebih banyak yang akan lebih mengerti aku lebih dari dia yang malah menyia-nyiakan aku demi orang yang tak jelas asal-usulnya. Sekarang aku malah merasa lebih bebas. Aku berlari mengejar kupu-kupu itu. kali ini bukan dengan pikiranku dan kakiku yang menjadi perantara. Melainkan dengan segala semangat perasaan dan hati yang aku miliki. Aku seperti terbang.

Terima kasih cinta. Rasa sakit yang kau berikan ternyata hanya sebuah perantara. Bahwa aku akan mendapatkan seseorang yang lebih darimu. Lebih mengerti aku yang lemah dan rapuh ini. aku telah memutuskan untuk tidak tergantung lagi padamu. Karena aku telah menemui duniaku dan kau juga telah menemukan dunia barumu. Kita impas. Maafkan aku atas segala kekurangan yang sering aku lakukan padamu. Tetap kau yang menjadi terbaik selama hidupku. Walaupun itu hanya kata-kataku yang dulu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran kalian Dibutuhkan...^^,