08:01 “Banyak yang harus kulakukan hari ini. Tidak seperti
hari-hari yang sebelumnya. Yang kujalani dengan semua kesia-siaan. Semoga sebelum
sore aku melaksanakan tugasku dengan mulus. Dan tanpa sedikit keraguan” batinku
seraya menatap tanggal dikalender itu, pagi ini.
10:15 “ah, apalagi yang harus kulakukan. Apa yang tak pernah
kuberikan kepadanya. Bukannya semua sudah pernah kuberikan. Lalu kali ini
apalagi. Otakku buntu!!! BUNTU…!!!”
jeritku dalam hati. Sebenarnya ingin saja terang-terangan aku mengeluarkan
suaraku dengan lantang. Tapi posisiku sulit.
13:00 “akhirnya sudah sampai didepan rumahmu. dan aku telah membeli
bunganya ditempat favoritemu, Gadisku. Bunga Mawar merah kesukaanmu. Semoga kau
tidak melupakan hari ini. Aku juga telah mempersiapkan kado spesial buatmu. Kuharap
pestanya belum selesai.” Beberapa langkah menuju pintu, kurasakan perbedaan
yang sangat drastis disini. Ataukah cuma perasaanku, sepi dan sunyi sekali. Dan
rerumputannya sangat tidak terawat. Seolah-olah menunjukkan waktu yang
sebenarnya telah berjalan sangat lama. Dan aku berpura-pura untuk lupa.
13:15 “atau kubatalkan saja niatku ini. Mungkin kau sudah
sangat bahagia di sana,
sayang. Tapi tak mungkin aku menyerah sejauh itu. Pada saat mungkin kau sangat
membutuhkanku diruangan yang sangat sempit dan dingin itu. Gadisku, beri aku
waktu sebentar saja.” Kumundurkan lagi langkah-langkah kakiku. Seandainya saja bias
kupercepat, tapi ini seperti mengulang beberapa waktu kelam lalu, dan ini
berjalan dengan sangat lama.
15:00 “mungkin
beberapa orang dijalan sudah menganggapku gila. Dengan bunga, kado dan wajah
merah padamku menahan rasa ketakutan. Kusut sekali aku disini. Sudah seberapa
lama aku berdiri didepan gerbang ini. Ah, lebih baik aku segera ketempatmu. Sebelum
waktu semakin gila mempermainkanku.” Tanpa berpikir panjang lagi aku melaju
masuk kedalam. Sedikit berbelok-belok dan sampai. kau menyambutku dengan
sedikit tatapan kosong yang panjang. “Gadisku, jangan marah.” Pujukku. Dia hanya
terdiam seperti sebongkah batu kosong diatas pusaranya. Sama seperti 10 tahun
yang lalu.
15:05 “Selamat Ulang Tahun, Kamu.” Aku meletakkan bunga mawar
merahnya tadi diatas tanah yang seolah menyelimutinya selama bertahun-tahun. Aju
juga membuka sebuah kado yang kujanjikan padanya. Sebuah gantungan kunci
berbentuk kartun kesukaannya, Crayon Shinchan. Lalu aku berdoa untuknya. Dan terakhir,
aku menyanyikan sebuah lagu. “nina bobo…
oh, nina bobo… kalau tidak bobo…” aku tak sanggup menerusinya. Air mataku
sudah membumi sejak tadi didepan pusaranya. “Gadisku, sebaiknya aku pergi. Untuk
yang terakhir kalinya. Selamat Ulang Tahun, Kamu” dan aku berlari keluar dari
tempat pemakaman umum itu.
suzi.
numpang mejeng yah hahahaaa
BalasHapushihihih.... mejengnya diterima... makasih ya udah baca.. makasiihh..... *salamtakjim
Hapushhuhuu kebawa alur~
BalasHapussemangat nulis ya :)
makasih semangatnya kakak.... makasih juga udah baik untuk baca blog aku.... makasih... :')
Hapus